Senin, 22 Juli 2013

Perawat Berkolaborasi

Perawat untuk bangsaku
By: Ricky Prawira
STIKes Perdhaki Charitas Palembang
FIM 14 B

   Perawat adalah salah satu profesi kesehatan yang ada di indonesia, seorang perawat dan mahasiswa keperawatan sering di pandang sebelah mata oleh masyarakat dan mahasiswa lainya terutama perawat laki-laki karna kebanyakan mereka berpersepsi bahwa perawat ada wanita dengan sifat yang halus dan lembut. Tetapi bagi saya perawat bukan hanya wanita terapi laki-laki juga bisa menjadi seorang perawat, memang profesi ini lain dari profesi yang lain dimana profesi ini harus memiliki Mother Insting atau naluri keibuan dimana seorang perawat harus memiliki naluri keibuan yang bisa merawat dengan kasih sayang tapi bukan berarti seorang perawat di tuntut untuk menjadi seorang ibu.

            Saya adalah seorang mahasiswa keperawatan di salah satu sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES) yang ada di sumatera selatan letaknya di palembang, dan institusi kami adalah salah satu institusi milik katolik yaitu milik kongres suster FCH, tetapi itu bukanlah menjadi penghalang dalam menuntut ilmu dan meniti karirku banyak pengalaman yang ku dapatkan ketika aku bersekolah di institusi katolik dan banyak pelajaran yang aku dapatkan di sana, dan saya adalah anak dari seorang yang sederhana tetapi akibat dari kesederhanaan yang saya miliki saya mendapatkan pelajaran yaitu “kesabaran” selalu sabar di saat tidak dapat memiliki sesuatu yang kita inginkan karna saya percaya Allah memberikan sesuatu yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan dan sampai saat ini saya belum perna merasakan kekurangan selama saya pergi merantau menuntut ilmu.
            Awal dari saya mulai berkolaborasi untuk bangsaku adalah ketika saya lulus FIM 14 B yang menurut saya acara itu adalah acara yang sangat menginspirasi para generasi muda karna acara itu saya di ajak dan di tuntut untuk membuat sebuah projek dan diajak memikirkan bagaimana cara menghasilkan sesuatu untuk bangsaku. Dan kaliamat yang sangat menginspirasiku adalah “Jangan pernah menyerah sebelum di tolak FIM 21 kali” karna saya melihat antusias mahasiswa/i atau pemuda indonesia sangat tinggi untuk ikut seleksi FIM ini, dan saya merasa orang yang paling beruntung ketika saya baru satu kali mendaftar dan itupun coba-coba dikarnakan melihat ribuan orang yang daftar, dan ketika pengumuman peserta terpilih itu sangat sulit di percaya ketika nama saya ada di sana, karna pendaftar sebanyak 4900 lebih mahasiswa/i se Indonesia.
            Dari pengalaman tersebut saya selalu berfikir bahwa saya harus bisa berkolaborasi di luar sana bukan hanya di dalam ruang lingkup kampus saya saja. Saya akan menunjukan kepada semuanya bahwa semua orang memiliki kesempatan yang luas untuk berkarya dan mengekspresikan bakatnya, karna kesempatan selalu ada terkadang kita selalu berfikir bahwa saya tidak bisa karna saya biasa-biasa saja, padahal diri kitalah yang sangat luar biasa. Dan saya pernah mengalami masalah ketika ingin berkolaborasi rasa banyak sekali penghalang untuk saya maju dan berkolaborasi tapi saya selalu berfikir ketika banyak penghalang maka kesempatanpun akan selalu datang. Memang rasanya sakit ketika kita sudah mulai mencoba berkarya tetapi karya kita tidak di hargai dan bahkan hanya di kasih ejekan tapi itu bukan menjadi penghalang kepedihan dan kesakitan itu saya anggap cambukan untuk lebih memotivasi diri untuk menjadi lebih baik lagi.
            Dan satu hal yang selalu saya bawah ketika saya selesai dari pelatihan FIM yaitu “Apa bedanya saya dengan mereka” kalimat ini selalu mengingatkan saya dimanapun saya berada dan kalimat ini saya anggap sebagai menghilang masalah karna jika saya menerapkan kalimat ini maka masalah yang selalu datang terasa hilang dengan sendirinya. Karna saya mengartikan kalimat ini adalah apa bedanya saya dengan orang yang tidak ikut pelatihan FIM? Misalnya saya sedang berdebat dengan seseorang hingga sama-sama emosi kemudian saya berfikir jika saya menganggap dia salah dan saya juga keras bahwa yang benar itu adalah saya jadi apa bedanya saya sama dia jika saya sama-sama emosi, dan dari situlah saya berhenti dan terdiam jadi dengan begitu jika saya diam adalah itulah puncak kebenaran saya karna setidaknya walau saya kalah persepsi tapi saya sudah menang di dalam menjaga karakter.
            Banyak hal yang sering membuat kita mundur dalam berkolaborasi salah satunya yang pernah saya alami adalah katika kita mempunyai konsep dan pemikiran tetapi orang lain yang menjadi aktornya dan di puji-puji, terkadang rasa marah dan kesal sangat menghampiri perasaan ini tapi setelah saya fikir-fikir itu adalah bukan tujuan hidup karna tujuan hidup adalah dimana kita bisa membawa diri bukan hanya membawa nama sendiri. Kebanyakan orang ingin menjadi aktor di bandingkan sutradaranya padahal aktor bisa tampil itu karna ada sutradara jadi saya berfikitr bukan untuk menjadi seorang aktor saya bisa puas tetapi ketika saya bisa menjalankan tugas saya secara maksimal meskipun itu hanya sekedar kerja di belakang layar tetapi hasilnya bisa membanggakan.
            Kembali saya akan membahas kalimat-kalimat yang menjadi pedoman saya, satu ini adalah kalimat yang selalu saya ingat dalam melakukan sesuatu “Hidup adalah pilihan, Hidup adalah Jawaban, dan Hidup adalah tantangan”. Ketika saya sedang mengalami titik kejenuhan dan saya mendapatkan hasil atau jawaban yang tidak sesuai yang saya inginkan maka saya menggunakan format ini, dan format ini saya juluki adalah format kegalauan karna banyak anak muda yang galau dalam aktivitas sehari-harinya padahal kegalauan itu datang pada dirinya sendiri, tapi galau yang sering menimpah saya adalah kegalauan ketika saya gagal dalam mencapai sesuatu yang saya inginkan. Format yang saya gunakan tersebut saya artika bila saya sedang mendapatkan jawaban dari pilihan saya dan hasilnya tidak sesuai keinginan salah satu contoh pengalaman saya adalah ketika saya ingin mengikuti salah satu kegiatan di tingkat nasional dan saya ikut seleksi ternyata saya gagal.            Maka saya menggunakan format tersebut dengan jabaran sebagai berikut. Hidup adalah pilihan jadi saya sudah memilih bahwa saya akan ikut seleksi tersebut, kemudian Hidup adalah jawaban jadi seleksi tersebut akan menghasilkan jawaban antara iya atau tidak, dan yang terakhir hidup adalah tantangn yaitu tantangan bagaimana kita mengalahkan rasa kesal karna kegagalan tersebut karna kagagalan tersebut merupakan tantangan bagimana kita untuk tetap berfikir positif kagagalan tersebut. Dan jika Saya tetap berfikir bahwa saya gagal maka saya membutuhkan waktu untuk Katarsis (bibir tersenyum hati menangis) tetapi saya mempunya konsep bahwa saya sedih tidak boleh lebih dari satu jam jadi ketika saya sedih dan menutup diri maka saya akan memotivasi diri untuk lebih baik lagi dan membalasnya dengan senang dan tersenyum selama satu hari.            Sekarang saya mau menceritakan sedikit pengalaman saya dalam berkolaborasi dalam hal profesi saya, awal puncak saya berkolaborasi dalam dunia kesehatan ketika saya ikut mengadakan pemeriksaan kesehatan dan berobat gratis banyak kegiatan serupa yang saya ikuti baik di lingkungan kumuh, rusun sampai untuk warga setempat selain dalam pelayanan kesehatan saya juga sering mengadakan kegiatan seminar baik dalam bidang kesehatan maupun kepemimpinan banyak organisasi yang pernah saya ikuti baik organisasi yang bergerak dalam sosial project, kepemimpinan, pendidikan, dan bahkan EO. Tapi dari semua kegiatan yang saya adakan dan ikuti kegiatan yang paling berkesan adalah sosial project karna ketika acara itu berlangsung dan sukses ada perasaan yang lebih ketika bisa berbagi dan saling membantu.






        Untuk masalah kolaborasi memang sangat banyak yang harus kita siapkan, dan kita juga harus menerimah apapun hasilnya nanti karna tidak semua kolaborasi yang kita buat hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan, kolaborasi akan berhasil jika kita mau mencoba dan kita harus saling mempercayai dengan rekan yang kita ajak kolaborasi karna kolaborasi itu memang harus mempunyai patner kerja yang baik, sekarang saya akan coba berbagi pengalaman saya dalam mencari patner kerja untuk berkolaborasi dalam bentuk sosial project, mengadakan acarah atau sebagainya yang perlu kita lihat dari patner kita adalah kejujuranya karna kejujuran adalah kunci pokok dalam keberhasilan kolaborasi.





            Kedua yang perlu kita perhatikan dalam pemilihan rekan patner adalah perbedaan yang dimiliki rekan patner kita contohnya adalah jika kita memiliki sebuah ide terus kita tidak tau apa yang akan kita lakukak, kita tidak tau siapa yang akan kita hubungi dan kita juga tidak punya biaya dalam mengadakan kolaborasi tersebut jadi kita akan mencari teman kolaborasi yang memiliki sesuatu yang tidak kita miliki, misalnya kita mencari patner yang lebih senior atau lebeh berpengalaman mengadakan acara supaya kita tau bagaimana alur dalam melaksanakan kegiatan tersebut.            Ketiga mencari teman kolaborasi yang satu ide misalnya kita ingin mengadakan sosial project maka kita harus mencari teman yang suka dengan project-project sosial juga jangan mencari teman yang suka dengan project bisnis atau politik, jadi selama saya berkolaborasi saya memiliki patner yang berbeda-beda karna kita harus mengumpulkan orang yang memiliki ide dan gagasan yang sama, selain itu keuntungan yang kita dapat adalah kita banyak memiliki teman dan komunitas yang berguna untuk membuat jaringan yang lebih luas lagi.
            Ke empat ini adalah keberanian kita dalam mengadakan kolaborasi, ini adalah hal yang paling ditakuti seseorang karna kebanyakan orang takut gagal, takut memulai, takut dengan apa yang belum pernah mereka coba padahal mereka tidak tau apa hasilnya nanti tetapi kebanyak seseorang hanya mencari aman dan tidak mau mencoba bahkan tidak mau memulai untuk mencoba berkolaborasi, tetapi jika kita sudah pernah mencoba kita akan tau dampak positive dan negative yang akan kita terimah dari hasil kolaborasi yang kita buat, bagi saya jangan takut mencoba dan jangan takut memulai duluan. Karna dengan mencoba kita akan tau dan dengan memulai makan kita akan merasakan.
            






Tidak ada komentar:

Posting Komentar