Rabu, 05 Maret 2014

BELAJAR DARI PARA BRAILLE


     Rabu pagi yang cerah, membuat hati ini selalu riang gembira (seperti mau nyayi). hari rabu kebetulan kampus kami kuliah di tiadakan karna menyambut puasa rabu abu bagi umat khatolik, sehingga saay dihari ini mungkin hanya berdiam diri di rumah dengan gaya-gaya lamanya. tatapi setiap kali waktu kosong saya ingin mendapatkan hal-hal yang baru dan alhamdullillah pada pukul 07 pagi saya dapet bbm dari shobat sosialita yang sedang menempuh semester akhir dan sedang sibuk penelitian study akhirnya dan kebetuhan dia mengambil study kasus tentang cuci tangan pada anak tunanetra, sebut saja dia amrina mahasiswa semester akhir di salah satu PTN yang mungki tidak asing dilihat di dunia maya atau sosmed saya.
     saya pun menjawab iya saya mau dan saya berharap mungkin diatas jam 10 karna saya belum mandi, tapu  beliau dengan gaya sok gesitnya bilang bahwa harus pagi. sayapun sempat bingung karna waktu untuk mandi dan menuju ke SLB itu memakan waktu yang cukup lama, dengan niat yang kuat saya langsung menuju ke sana dengan target pukul 09.30 tiba di sana dan alhamdullillah berkat izin allah saya sampai dengan selamat dengan waktu prediksi saya yang sebelumya telah di lihat oleh mbak.amrina dan di saksikan beberapa penonton, dan ternyata prediksi saya benar, tepat pukul 09.30 saya sampai di sana.
     sebelumnya saya belum menjelaskan kemana tujuan saya. pada hari ini saya mengunjungi PRPCN (Panti Rehabilitisi Penyandang Cacat Netra) yang sekaligus ada SLBA (TKLB-SDLB-SMPLB-SMALB). dengan semangat saya mesuk ke sana dan mencari sosok wanita perkasa yang menjadi partner saya. dan akhirnya kami bertemu dengan senyum ala kadarnya, kemudian kami berkeliling-keling kelas, dan sebelumnya saya fikir mereka belajar seperti sekola umum lainya, tapi mereka belajar di kelas hanya satu sampai 4 orang dan di bimbing oleh guru yang sebagia besar tunanetra semua. selesai melihat-lihat kelas saya duduk dan sambil membahas project-project sosial bersama wanita yang udah 3 kali saya sebut di atas. kemudian ada anak tunanetra yang keluar dari kelas menuju ke arah yang saya sendiri gak paham mau kemana. dengan mata yang tak berfungsi dengan baik dia pergi ke tempat tujuaya tanpa tongkat dan bantuan orang lain, dia sudah hapal langkah dan berapa langka dia menuju kemana yang akan mereka tujuh. terbesit didalam hati "ya allah andai saya yang berada di posisi dia mungkin saya tak kuat bila hidup tanpa menikmati dan melihat dunia yang indah ini.
     tidak hanya sebatas itu saya. saya dan mbak.am menuju ke kantor melihat guru dan wakil kepala sekolah yang sangat welcome dengan kami membuat saya betah dan lupa waktu (tapi tidak lupa maka ya,) saya sempat mendengarkan cerita paraguru khusus itu dan bertanya ala kadarnya.'
     dengan sekian lama duduk di kantor tersebut saya dan mbak am keluar dan melihat ke ruang musik . disana saya bagaikan di cambuk dengan prestasi yang mereka miliki, meraka dapat bermain organ, gitar, dll tanpa melihat mata. dan merekapun sempat memainkan salah satu lagu dangdut yang saya gak terlalu tau judulnya tapi saya perhatikan teman saya mbak.am menyanyi dengan suara yang kecil dan sedikit malu-malu, dan saya pun tak ingin kalah dengan goyang jari kaki yang sedikit malu-malu dan mungkin gak ada yang tau,

     dan menunggu mereka maka siang setelah sholat dzuhur kamipun makan siang duluh dan memilih makan mie celor dan saya mencoba  menambah dengan makan model gandum yang baru pertama kali saya makan.
setelah makan kamipun kembali ke panti dan lagi-lagi saya merasa di gampar ketika sholat ketika yang menjadi imam saya seorang tunanetra dengan membaca bacaan sholat yang sangat baik dan setelahnya anak kecil tunanetra memimpin doa dengan sempurna.
     sebelum melihat mereka makan siang saya melihat jadwal meraka dan mengingatkan saya ketika berada di SMA TARUNA dahulu. menjadi seorang robot yang yang hidup selalu di atur dengan jadwal dan rutinitas yang sama. 

     kemudian saya melihat sosok malaikat yang berhati suci yaitu ibu jamilah(kalau gak salah) seorang pekerja panti di dapur dengan iklas dan dengan cinta membagikan dan memperhatikan makanan anak-anak tunanetra saya sempat menangis dalam hati melihat keilklasan dan ketulusan sang ibu.







     setelah mereka makan kami mulai menanyakan hal-hal yang perlu ditanyakan kepada mereka terkait dengan tugas akhir mbak.am. dan setelah itu kami tetap penasaran dengan mereka,kami melihat mereka megaji bersama dengan tulisan alquran braille dan sebagian sudah hapal beberapa ayat di dalam alquran sehingga membuat saya tersentuh dengan kebesaran allah.








terima kasih untuk hari ini.
buat pelajaran yang telah diberikan.
PRPCN (Panti Rehabilitisi Penyandang Cacat Netra)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar