Perawat
untuk bangsaku
By:
Ricky Prawira
STIKes
Perdhaki Charitas Palembang
FIM
14 B
Perawat adalah salah satu profesi kesehatan yang ada di
indonesia, seorang perawat dan mahasiswa keperawatan sering di pandang sebelah
mata oleh masyarakat dan mahasiswa lainya terutama perawat laki-laki karna
kebanyakan mereka berpersepsi bahwa perawat ada wanita dengan sifat yang halus
dan lembut. Tetapi bagi saya perawat bukan hanya wanita terapi laki-laki juga
bisa menjadi seorang perawat, memang profesi ini lain dari profesi yang lain
dimana profesi ini harus memiliki Mother Insting atau naluri keibuan dimana
seorang perawat harus memiliki naluri keibuan yang bisa merawat dengan kasih
sayang tapi bukan berarti seorang perawat di tuntut untuk menjadi seorang ibu.
Saya adalah seorang mahasiswa keperawatan di salah satu
sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIKES) yang ada di sumatera selatan letaknya di
palembang, dan institusi kami adalah salah satu institusi milik katolik yaitu
milik kongres suster FCH, tetapi itu bukanlah menjadi penghalang dalam menuntut
ilmu dan meniti karirku banyak pengalaman yang ku dapatkan ketika aku
bersekolah di institusi katolik dan banyak pelajaran yang aku dapatkan di sana,
dan saya adalah anak dari seorang yang sederhana tetapi akibat dari kesederhanaan
yang saya miliki saya mendapatkan pelajaran yaitu “kesabaran” selalu sabar di
saat tidak dapat memiliki sesuatu yang kita inginkan karna saya percaya Allah
memberikan sesuatu yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan dan sampai saat
ini saya belum perna merasakan kekurangan selama saya pergi merantau menuntut
ilmu.
Awal dari saya mulai berkolaborasi untuk bangsaku adalah
ketika saya lulus FIM 14 B yang menurut saya acara itu adalah acara yang sangat
menginspirasi para generasi muda karna acara itu saya di ajak dan di tuntut
untuk membuat sebuah projek dan diajak memikirkan bagaimana cara menghasilkan
sesuatu untuk bangsaku. Dan kaliamat yang sangat menginspirasiku adalah “Jangan
pernah menyerah sebelum di tolak FIM 21 kali” karna saya melihat antusias
mahasiswa/i atau pemuda indonesia sangat tinggi untuk ikut seleksi FIM ini, dan
saya merasa orang yang paling beruntung ketika saya baru satu kali mendaftar
dan itupun coba-coba dikarnakan melihat ribuan orang yang daftar, dan ketika
pengumuman peserta terpilih itu sangat sulit di percaya ketika nama saya ada di
sana, karna pendaftar sebanyak 4900 lebih mahasiswa/i se Indonesia.
Dari pengalaman tersebut saya selalu berfikir bahwa saya
harus bisa berkolaborasi di luar sana bukan hanya di dalam ruang lingkup kampus
saya saja. Saya akan menunjukan kepada semuanya bahwa semua orang memiliki
kesempatan yang luas untuk berkarya dan mengekspresikan bakatnya, karna
kesempatan selalu ada terkadang kita selalu berfikir bahwa saya tidak bisa
karna saya biasa-biasa saja, padahal diri kitalah yang sangat luar biasa. Dan
saya pernah mengalami masalah ketika ingin berkolaborasi rasa banyak sekali
penghalang untuk saya maju dan berkolaborasi tapi saya selalu berfikir ketika
banyak penghalang maka kesempatanpun akan selalu datang. Memang rasanya sakit
ketika kita sudah mulai mencoba berkarya tetapi karya kita tidak di hargai dan
bahkan hanya di kasih ejekan tapi itu bukan menjadi penghalang kepedihan dan
kesakitan itu saya anggap cambukan untuk lebih memotivasi diri untuk menjadi
lebih baik lagi.
Dan satu hal yang selalu saya bawah ketika saya selesai
dari pelatihan FIM yaitu “Apa bedanya saya dengan mereka” kalimat ini selalu
mengingatkan saya dimanapun saya berada dan kalimat ini saya anggap sebagai
menghilang masalah karna jika saya menerapkan kalimat ini maka masalah yang
selalu datang terasa hilang dengan sendirinya. Karna saya mengartikan kalimat
ini adalah apa bedanya saya dengan orang yang tidak ikut pelatihan FIM?
Misalnya saya sedang berdebat dengan seseorang hingga sama-sama emosi kemudian
saya berfikir jika saya menganggap dia salah dan saya juga keras bahwa yang
benar itu adalah saya jadi apa bedanya saya sama dia jika saya sama-sama emosi,
dan dari situlah saya berhenti dan terdiam jadi dengan begitu jika saya diam
adalah itulah puncak kebenaran saya karna setidaknya walau saya kalah persepsi
tapi saya sudah menang di dalam menjaga karakter.
Banyak hal yang sering membuat kita mundur dalam
berkolaborasi salah satunya yang pernah saya alami adalah katika kita mempunyai
konsep dan pemikiran tetapi orang lain yang menjadi aktornya dan di puji-puji,
terkadang rasa marah dan kesal sangat menghampiri perasaan ini tapi setelah
saya fikir-fikir itu adalah bukan tujuan hidup karna tujuan hidup adalah dimana
kita bisa membawa diri bukan hanya membawa nama sendiri. Kebanyakan orang ingin
menjadi aktor di bandingkan sutradaranya padahal aktor bisa tampil itu karna
ada sutradara jadi saya berfikitr bukan untuk menjadi seorang aktor saya bisa
puas tetapi ketika saya bisa menjalankan tugas saya secara maksimal meskipun
itu hanya sekedar kerja di belakang layar tetapi hasilnya bisa membanggakan.
Kembali saya akan membahas kalimat-kalimat yang menjadi
pedoman saya, satu ini adalah kalimat yang selalu saya ingat dalam melakukan
sesuatu “Hidup adalah pilihan, Hidup adalah Jawaban, dan Hidup adalah
tantangan”. Ketika saya sedang mengalami titik kejenuhan dan saya mendapatkan
hasil atau jawaban yang tidak sesuai yang saya inginkan maka saya menggunakan
format ini, dan format ini saya juluki adalah format kegalauan karna banyak
anak muda yang galau dalam aktivitas sehari-harinya padahal kegalauan itu
datang pada dirinya sendiri, tapi galau yang sering menimpah saya adalah
kegalauan ketika saya gagal dalam mencapai sesuatu yang saya inginkan. Format
yang saya gunakan tersebut saya artika bila saya sedang mendapatkan jawaban
dari pilihan saya dan hasilnya tidak sesuai keinginan salah satu contoh
pengalaman saya adalah ketika saya ingin mengikuti salah satu kegiatan di
tingkat nasional dan saya ikut seleksi ternyata saya gagal. Maka saya menggunakan format tersebut dengan jabaran
sebagai berikut. Hidup adalah pilihan jadi saya sudah memilih bahwa saya akan
ikut seleksi tersebut, kemudian Hidup adalah jawaban jadi seleksi tersebut akan
menghasilkan jawaban antara iya atau tidak, dan yang terakhir hidup adalah
tantangn yaitu tantangan bagaimana kita mengalahkan rasa kesal karna kegagalan
tersebut karna kagagalan tersebut merupakan tantangan bagimana kita untuk tetap
berfikir positif kagagalan tersebut. Dan jika Saya tetap berfikir bahwa saya
gagal maka saya membutuhkan waktu untuk Katarsis (bibir tersenyum hati
menangis) tetapi saya mempunya konsep bahwa saya sedih tidak boleh lebih dari
satu jam jadi ketika saya sedih dan menutup diri maka saya akan memotivasi diri
untuk lebih baik lagi dan membalasnya dengan senang dan tersenyum selama satu
hari. Sekarang saya mau menceritakan sedikit pengalaman saya
dalam berkolaborasi dalam hal profesi saya, awal puncak saya berkolaborasi
dalam dunia kesehatan ketika saya ikut mengadakan pemeriksaan kesehatan dan
berobat gratis banyak kegiatan serupa yang saya ikuti baik di lingkungan kumuh,
rusun sampai untuk warga setempat selain dalam pelayanan kesehatan saya juga
sering mengadakan kegiatan seminar baik dalam bidang kesehatan maupun
kepemimpinan banyak organisasi yang pernah saya ikuti baik organisasi yang
bergerak dalam sosial project, kepemimpinan, pendidikan, dan bahkan EO. Tapi
dari semua kegiatan yang saya adakan dan ikuti kegiatan yang paling berkesan
adalah sosial project karna ketika acara itu berlangsung dan sukses ada
perasaan yang lebih ketika bisa berbagi dan saling membantu.
Untuk masalah
kolaborasi memang sangat banyak yang harus kita siapkan, dan kita juga harus
menerimah apapun hasilnya nanti karna tidak semua kolaborasi yang kita buat
hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan, kolaborasi akan berhasil jika kita
mau mencoba dan kita harus saling mempercayai dengan rekan yang kita ajak
kolaborasi karna kolaborasi itu memang harus mempunyai patner kerja yang baik,
sekarang saya akan coba berbagi pengalaman saya dalam mencari patner kerja
untuk berkolaborasi dalam bentuk sosial project, mengadakan acarah atau
sebagainya yang perlu kita lihat dari patner kita adalah kejujuranya karna
kejujuran adalah kunci pokok dalam keberhasilan kolaborasi.
Kedua yang perlu kita perhatikan dalam pemilihan rekan
patner adalah perbedaan yang dimiliki rekan patner kita contohnya adalah jika
kita memiliki sebuah ide terus kita tidak tau apa yang akan kita lakukak, kita
tidak tau siapa yang akan kita hubungi dan kita juga tidak punya biaya dalam
mengadakan kolaborasi tersebut jadi kita akan mencari teman kolaborasi yang
memiliki sesuatu yang tidak kita miliki, misalnya kita mencari patner yang
lebih senior atau lebeh berpengalaman mengadakan acara supaya kita tau
bagaimana alur dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Ketiga mencari teman kolaborasi yang satu ide misalnya
kita ingin mengadakan sosial project maka kita harus mencari teman yang suka
dengan project-project sosial juga jangan mencari teman yang suka dengan
project bisnis atau politik, jadi selama saya berkolaborasi saya memiliki
patner yang berbeda-beda karna kita harus mengumpulkan orang yang memiliki ide
dan gagasan yang sama, selain itu keuntungan yang kita dapat adalah kita banyak
memiliki teman dan komunitas yang berguna untuk membuat jaringan yang lebih
luas lagi.
Ke empat ini adalah keberanian kita dalam mengadakan
kolaborasi, ini adalah hal yang paling ditakuti seseorang karna kebanyakan
orang takut gagal, takut memulai, takut dengan apa yang belum pernah mereka
coba padahal mereka tidak tau apa hasilnya nanti tetapi kebanyak seseorang
hanya mencari aman dan tidak mau mencoba bahkan tidak mau memulai untuk mencoba
berkolaborasi, tetapi jika kita sudah pernah mencoba kita akan tau dampak
positive dan negative yang akan kita terimah dari hasil kolaborasi yang kita
buat, bagi saya jangan takut mencoba dan jangan takut memulai duluan. Karna
dengan mencoba kita akan tau dan dengan memulai makan kita akan merasakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar