Bagaikan Mimpi dan
Kenyataan
Senyum Pak Dino Di
Hadapan Ku
Sumatera
Selatan adalah Provinsi terbesar nomor 2 di pulau sumatera, tapi bukan hal itu
yang akan saya bahas di blog ini tapi di provinsi yang besar ini saya berada
dan di beri kesempatan yang bagi saya moment terbaik dalam hidup ini, tahun
2014 belum genap satu bulan, tahun 2013 juga belum lama berlalu tapi rasanya
hari ini pada pergantian hari di tanggal 25 dan 26 Januari 2014 saya belum bisa
tidur karna rasanya takut kehilangan moment yang beberapa jam lalu saya jalani
untuk di abadikan dalam tulisan ini.
Ya mungkin
moment yang saya bilang “The Best Moment” ini tepat jatuh pada tanggal 25
Januari 2014, hari dimana saya bisa bertemu dengan sosok orang yang dari duluh
saya kagumi. Ya Pak Dino Patti Djalal beliau adalah orang yang sangat
menginspirasi saya, mungkin alasan konkritnya karna saya ingin sekali
memijakan kaki ke America walau hanya se Hari mengapa demikian karna saya ingin
melihat bagimana masyarakat America hidup dalam keseharianya, saya ingin
mempelajari bagimana keseharian mereka. Dan seorang sosok yang menginspirasi
mimpi saya untuk tidak mungkin berkata saya tak bisa mewujudkan mimpi saya sesuai buku beliau "Harus Bisa" adalah Pak Dino,
Walaupun beliau seorang anak diplomat Indonesia ternama Bpk. Hasyim Djalal yang
berasal dari Apek Angek , Agam Sumatera Barat. Tapi dengan terkenalnya orang
tua pak dino tidak membuat beliau memiliki kehidupan yang lurus dan halus. Saya
baca di salah satu buku “Life Stories” Resep Sukses Dan Etos Hidup Diaspora
Indonesia Di Negeri Orang, dan hal inilah yang membuat saya
berfikir jangan katakana tidak jika belum mencoba dan berusaha. Dengan mimpi
yang besar akan memiliki kesempatan yang besar juga.
Sosok pak Dino yang tegas dan
berwibawa membuat saya kagum dengan beliau dan pak dino menurut saya adalah
pejuang di era modern mengapa demikian kalau pejuang terdahulu adalah perebut
kemerdekaan dengan tumpah darahnya, dan perjuang sekarang adalah mengharumkan
dan mengangkat nama Indonesia di mata dunia dengan jiwa Nasionalisme nya, jadi
inilah yang melatar belakangi saya sangat mengagumi pak Dino.
Januari adalah bulan yang bagi
saya kado terindah yang tuhan berikan lewat perantara Bang. Marison beliau menelpon
saya bahwa pak Dino akan ke Palembang dan beliau memperkenalkan saya dengan
mbak. Fika dan Kak Irfan karna mereka ada di Palembang sebagai tim pak Dino.
Ketika malam itu saya berfikir ini hanya suatu PHP (Power Hope) atau beneranya,
sempat hati ini sedikit ragu dan bingun, saya berdoa Ya Allah jika ini jalan
terbaik dan benar engkau ridho ii saya bertemu pak Dino lancarkanlah tapi jika
engkau belum mengizinkan saya bertemu beliau tolong kasih kesempatan (dengan
cara sedikit maksa) kemudian mbak Fina menelpon dan member tahukan bahwa bisa
gak ketemu beliau di Aryaduta Palembang sayapun menjawab “Okey”. Dan ke Esokan
harinya setelah paginya saya kuliah saya langsung ke Aryaduta dengan modal
Nekat dan Niat saya masuk dan duduk di “Lobby RooM” dan sayapun sms mbak fika
dan dia jawab okay tungguh ya saya ke sana.
Lumayan lama juga siee. Sempat
terfikir mbak ini masih di Jakarta atau udah di Palembang karna jujur saya di
Lobby room sudah 12 kali ganti posisi duduk dan 4 kali ganti kursi (lelucuan)
dan tak lama kemudian mbak fika dan teman-temanya turun dan melihat mereka
dengan senyum dan ekspresi wajah yang menggambarkan bahwa dia menerima saya dan
saya merasa mulai akrab sama mereka walau kami belum kenal 1x24 jam. Tapi saya
sudah merasa nyaman bersama mereka karna jika udah lewat 1x24 jam mungkinkami
harus lapor rt/rw setempat.
Kemudian
bercerita sedikit banyak dengan mbak fika dan teman-teman kemudian mereka
memeberikan saya berita yang lagi-lagi membuat saya tersenyum. Mereka mengajak
saya ikut “Gath” sama pak Dino dan ibu di Aryaduta jam 3 sore nanti. Sayapun
langsung menjawab dengan kata Iya. Saya fikir ini moment emas karna bakalan gak
terlalu ramai kalau mau foto bareng, kemudian saya mempersiapkan untuk gath jam
03 sore nanti, sayapun sebenarnya udah dari jam 2.30 ada disana dan saya
diminta mbak fika untuk hubungi kak irfan di lobby room saya bertemu kak irvan
dan adek dari kayuagung namanya Alamsyah seorang anak kelas 2 SMA yang ngeFans
Habis dengan pak Dino ya satu level lah sama saya. Kamipun bercerita selagi
menunggu pak Dino tak lama kemudian pak dino sampai ke lobby room dan kami
kumpul di resto Chinese di lantai dasar. Disana ada juga teman-teman PPI Purna
Paskibra Indonesia Sumatera Selatan, BGP Bujang gadis Palembang, dan dari media
cetak dan elektronik.
Sayapun duduk
di samping bapak dan ibu dan hal yang membuat saya tersenyum kaku ketika beliau
membuka gath dengan langsung menanyakan “keluhan, Kebudayaan, pemerintahan, dan
semuanya tentang sumatera selatan” dan beliau tidak menceritakan dirinya dan
tujuanya terlebih dahulu. Hal inilah yang membuat saya kagum pada beliau dan
dia mau mencari lokasi banjir di sumsel dan akan kesana dan menyakan bantuan
apa yang sangat diperlukan mereka. Bapak dan ibu menyapa dan mengajak cerita
teman-teman yang jumlahnya gak terlalu banyak sie. Sambil menikmati minuman dan
makanan.
Jam menunjukan
waktu 04.30 dan waktunya bapak persiapan ikut konvensi Capres kamipun juga
bersiap-siap ke Pscc dan menyaksikan Visi dan Misi serta debat Nasional calon
Presiden. Saya dan teman-teman relawan Dino membuat yel…yell… untuk membuat pak
Dino bersemangat.
Nasionalisme……………………..Unggul….
Nasionalisme…………………..Unggul……
Power
make up……….jossss
Pak
dino……………………..josssss
Sekali
lagi……………………….jossssssssssssss
Berkali-kali
……………………………………..jossssssssss…………jossssssssss……..josssssssssss.
Dengan gaya
tangan meninju yang mencirikan salam relawan dino kami menggemparkan PSCC
sejenak dengan saya yang diminta untuk memimpin di depan panggung megah itu.
Awalnya dak…dikk…dukkk tapi saya fikir kapan lagi saya membuktikan dan
memberikan yang terbaik dengan orang yang saya kagumi kalau bukan sekarang,
dengan melangka dan berdoa pasti sayapun kepanggung untuk memimpin yel-yel…..
alhasil sangat semangat sekali relawan pak Dino sumatera Selatan.
Dari
semua moment di tanggal 25 ini yang yang membuat saya tak akan terlupakan saat
saya dirangkul oleh beliau dan rasanya ini kali pertama daya mendapatkan spirit
dari seseorang yang saya kagumi. Dan malam itu saya 3 kali di rangkul beliau
dengan senyum dan tatapan mata beliau sehingga membuat saya merasa senang bisa
membuat bapak Dino tersenyum.
Dan
karena sudah pukul 02.00 malam mungkin saya tidur duluh karna saya besok di
ajak mbak Fika dan kak Irfan ketemu pak dino lagi.
Samapai jumpa ……..
Dokumentasi
saya, pak dino dan ibu, Alamsyah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar