Karna pendidikan adalah hak kita semua
SDN 10 Rambang Kelas Jauh
Desa Sungai Guci
Libur
kuliah yang berkesan, itulah sepatah kalimat yang bisa aku ceritakan dan aku syukuri di akhir liburan ku kali ini,
walau saya mendapat libur hanya berapa hari di karnakan saya sibuk mengurusi
nilai yang saya ikuti perbaiki atau istilah keren nya adalah semester
pendek (Memalukan) hahahah, tapi libur satu minggu itu membuat saya banyak
belajar, bukan hanya belajar tetapi mencoba menjadi pengajar juga.
Libur
kuliah yang berkesan, itulah sepatah kalimat yang bisa aku ceritakan dan aku syukuri di akhir liburan ku kali ini,
walau saya mendapat libur hanya berapa hari di karnakan saya sibuk mengurusi
nilai yang saya ikuti perbaiki atau istilah keren nya adalah semester
pendek (Memalukan) hahahah, tapi libur satu minggu itu membuat saya banyak
belajar, bukan hanya belajar tetapi mencoba menjadi pengajar juga.
Waktu yang di butuhkan untuk persiapan sebenarnya tidak ada,
berawal dari tengah malam yang membuat saya sulit tertidur dan saya terbangun
dan melihat contac BBM. saya lihat teman saya mas Hanif bbm saya dan memberi
tahukan bahwa dia sedang ada di Prabumulih dan akan pulang ke desa Air Guci.
Sebelumnya saya dan mas hanif emang sudah merencanakan bahwa
saya akan melihat dan ikut bersamanya di desa guci tempat di mana dia
mendapatkan penempataan penugasan dari Indonesia mengajar.
Sebelumnya saya akan
kenalkan siapa mas Hanif, Beliau adalah seorang Sarjana Muda jurusan Desain
tetapi karna segudang prestasi yang dia miliki membuat dia berada di mana-mana
dan sampailah dia di desa Guci, awal dari perkenalan saya dan beliau bukan
perkenalan langsung melainkan hanya dari sosial media tetapi karna kami emang
punya ikatan batin (ciak ille) dan ternyata kami sama-sama alumni dari FORUM
INDONESIA MUDA, beliau FIM 11 Dan saya FIM 14, saya sempat kagum dengan beliau
melihat segudang prestasi yang dia miliki, selain FIM dia juga banyak mengikuti
kegiatan event nasional dan internasional serta aktif di berbagai kegiatan
sosial dan menjadi volunteer di mana-mana. (sebenarnya banyak
cerita antara kami tapi mungkin blog ini akan sangat penuh jika isinya hanya
kami berdua)
Lanjut cerita, setelah saya melihat kontak bbm dan mengetahui
bahwa mas hanif akan pulang ke desa sungai guci untuk kembali beraktifitas
seperti biasanya menjadi seorang pengar muda di pelosok belahan sumatera
selatan.
Saya meyakinkan diri untuk ikut beliau melihat dan merasakan apa
yang beliau rasakan di sana, dan pagi harinya kami langsung eksekusi menuju
desa Guci yang tempatnya sangat Jauh Versi saya dan dekat versi mas Hanif. Setelah
lama di perjalanan dan bahkan setengah
perjalanan, pinggang dan bokong saya terasa panas dan kram karena lokasi yang
kami tujuh sangatkah ekstreem dan memprihatinkan. Jalanan yang masih tanah merah
jika hujan pasti lumpur sangat dalam dan jika kemarau debu banyak dan jalan
yang tidak beraturan.
Setelah sekian lama, kami samapai kedesa guci saya dan mas
hanif langsung kerumah yang mas hanif tinggali, keluarga mas afriansyah
tepatnya, di sana semua warga tampak ramah dan selalu tersenyum jika kita lewat
dan bahkan kita bisa jadi artis di panggil oleh anak-anak di sana jika ada
pendatang baru kesana.
Sedikit saya ceritakan lokasi desa guci, di desa itu masih
sangat kurangnya sarana dan prasarana baik dari segi jalan atau akses bahkan
tenaga kesehatan dan di daerah tersebut belum di masuki listrik dan
masyarakatnya masih menggunakan sungai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Setelah bersiap-siap kamipun langsung menuju ke sekolahan
dimana mas hanif mengajar, kami menuju sana cukup dengan jalan kaki,kami lihat
anak-anak mulai mau pulang ke rumah dikarnakan hari jumat dan pulang lebih awal
karna melihat mas hanif mau ke sekolah dan mas hanif katakan kepada anak-anak “pulang
lagi ke sekolah bapak ada hadiah” merekapun dengan gembiranya pulang ke sekolah
lagi sambil memegang tangan mas
hanif bergandengan tangan menuju ke
sekelah. ,mereka masih malu dengan saya, dan setelah mas hanif bilang. Ayo gandeng
juga pak ricky nya. Baru mereka langsung menggandeng saya dan kami berjalan
menuju ke sekolah sambil bergandeng tangan. dengan
semangatnya saya dan adik-adik menuju ke sekolah, dengan modal pelajaran PDK
(pendidikan) yang telah saya peroleh dan bekal pelatihan yang pernah saya ikuti
yaitu event YERS (Yount Educator) saya ingin mencoba dan merasakan mengajar dan
bermain bersama adek-adek di sana. dan sekaligus berlatih untuk menjadi seorang
dosen yang emang cita-cita ku. (red Curhat)
Sekolah yang saya ceritakan bukanlah seperti sekolahan yang
kita bayangkan, sekolahan itu hanya satu buah gedung yang sudah kusam dan di
dalamnya kumpul semua anak-anak baik kelas 1 samapai 5 karna untuk kelas 6
sekolahnya akan pinda ke sekolah pusat, karna sekolah itu hanya kelas jauh dan
rata-rata mereka yang bersekolah di sana karna turut orang tua yang
menyadap balam di tengah hutan dan
mereka tidak ada akses jalan menuju ke sekolah sehingga di buat sekolah jauh
yang kondisinya sangat memprihatinkan, satu ruangan kecil itu yang layaknya di
jadikan satu buah kelas ternyata berlawanan arah, di sana satu kelas itu
dijadikan sebuah sekolah di alhamdullillah baru-baru ini dapet bantuan triplek
untuk membuat sekat-sekat untuk membedakan kelas mereka, tetapi tidak bisa di
bedakan 1 samapai 5. Hanya saja di bagi kelas 1 dan 2 dalam satu sekat, kelas 3
sendirian, dan kelas 4 dan 5 satu sekat lagi.
Murit di sana tidaklah banyak, saya lupa jumlah pastinya yang
pasti satu kelas tidak lebih dari 15 orang, dan ada yang kelas hanya di isi oleh 5 atau 9 orang,
seperti bukan sekolah tapi seperti privat.
Bukan hanya gedung yang memprihatinkan buku sebagai sumber
ilmupun tidak ada untuk guru di sana selalu update untuk mencari sumbel buku
yang bisa di lihat dari internet (BSE Buku Sekolah Elektronik) sehingga
kurikulum mereka tidak ketinggalan, tetapi satu hal yang saya bangga dengan mas
hanif, beliau mengemas pendidikan di sana sangatlah menyenangkan, dan saya sebut kurikulum
berbasis keceriaan bukan kurikulum, berbasis kompetensi atau KTSP. Di sana
setiap murit akan di beri stempel sebagai indikator keberhasilan, jadi bukan
dengan nilai yang bisa membuat mereka saling iri-irian. Jadi dengan adanya
stempel itu mereka lebih giat kesekolah mengerjakan tugas dan membuat apa yang
di suruh oleh gurunya.
Dan saya akan menceritakan seorang teman saya yang sebelumnya
awal pertemuan kami di palembang, Mas Efriansyah atau di kenal Pak. Ef beliau
adalah seorang pengajar tangguh dan putra asli sungai guci yang telah
mengabdikan diri menjadi seorang pengajar di sana, dengan semangat beliau
mengajar di sana walaupun kondisi di sana yang memprihatinkan dan tidak adanya
jaminan hidup menjadi pengajar di sana tidak mengurangi niat beliau untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dan ada satu lagi guru disana beliau sudah tua tapi semangat
dan kekuatan haus akan pengabdian membuat beliau mengabdikan diri hingga 17
tahun mengajar di sana, walau beliau sudah tua tapi semangatnya seperti uaish
17 th (heheheh)
Disana hanya ada 3 guru saja dan jauh dari sekolah induk yang
memiliki fasilitas lengkat dan guru PNS yang sangat profesional (Redddd).
Jauhnya lokasi dan susahnya akses kesana membuat orang berubah
fikiran untuk mengajar di sana bahkan mengabdi dalam waktu yang lama.
Dokumentasi kegiatan di
SDN 10 Rambang Kelas Jauh
moment saat memjelaskan sedikit materi tentang kesehatan gigi dan mulut
memberikan pertanyaan kepada adik-adik
Ruang Kelas Belajar
kelas III
foto bersama anak-anak sang juara event 17 Agustus
foto bersama para pengajar SDN 10 Rambang Kelas Jauh
saya, Mas Hanif, Mas Efri dan satu lagi lupa namanya "garut kepala
Foto bersama di ruang kelas
Eksis sekali lagi
Pendidikan berbasis keceriaan
Belajar di tenag hutan jauh lebih menyenangkan
Belajar di tengah hutan dengan semangat di tengah kota "ini luar biasa
berhubung 2 minggu yang lalu saya ke Malaysia " karna kamu berani dapet uang ringgit
Senyum perubahan
Saya, mas Hanif dan kita semua
semangattttttttt...................
Senyum Seorang Guru dan muritnya
Pak Efriansyah
Senyum Sang PM (Pengajar Muda)
Mas Hanif dan muritnya
Senyum pelopor pendidikan
seorang guru yang berkarya dan mengabdikan dirinya 17 tahun
Kita semua
Panggil saya kakak, bukan Bapak...
Serasa Artis
Satu Ringgit
Semangat kamu...
kamu pasti berhasil
adekkk...
ayoo....
teput tangan buat kita semua
berkaya dan terus berkarya
tetap semangat
sekian dan terima kasih.
(0_0)
Ini cerita saya, mana cerita mu. -_-
Dan saya juga mau mengucapkan terima kasih kepada
Adik-adik SDN 10 Rambang Kelas jauh
kakak udah baca surat dan kartu ucapan kalian